BERITA86ONLINE.BLOGSPOT.COM , BATAM— Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengatakan, sabu yang berhasil diamankan di perairan, terutama dari Kepulauan Riau, diproduksi dari tanah tidak bertuan. Letaknya berada di perbatasan Myanmar dan China Daratan.
"Sabu ini merupakan produksi atau buatan dari pabrik yang berada di perbatasan Myanmar dan China Daratan," ujar Tito, Jumat (23/2/2018). Letaknya yang berada di perbatasan membuat gudang ini bebas memproduksi sabu. "Karena tanah tidak bertuan, jadi tidak ada yang melarang. Hasil produksinya pun dengan mudah disalurkan ke seluruh dunia," ungkap Tito. Untuk peredaran di Indonesia, Tito mengungkapkan, jaringan internasioanal ini mengunakan beberapa jalur laut, mulai dari Laut China Selatan hingga jalur Selat Malaka dan Samudra Hindia.
"Jalur Laut China Selatan biasanya berakhir di kawasan perairan Indonesia timur atau masuk ke perairan Pulau Jawa. Sementara untuk Selat Malaka, jalur ini kerap memutar dan melintasi Samudra Hindia hingga menuju ke perairan Australia dan bisa juga berakhir di wilayah timur Indonesia," tutur Tito. Namun, sambung Tito, masih ada beberapa jalur laut yang kerap dipergunakan jaringan internasional ini.
"Jalur Laut China Selatan biasanya berakhir di kawasan perairan Indonesia timur atau masuk ke perairan Pulau Jawa. Sementara untuk Selat Malaka, jalur ini kerap memutar dan melintasi Samudra Hindia hingga menuju ke perairan Australia dan bisa juga berakhir di wilayah timur Indonesia," tutur Tito. Namun, sambung Tito, masih ada beberapa jalur laut yang kerap dipergunakan jaringan internasional ini.
BACA JUGA :
Pascarusuh, Lapas Kesambi Cirebon Masih Dijaga Ketat Polisi
"Jika ke depan tidak terjalin kekompakan dalam beroperasi, akan menjadi ancaman berbahaya bagi Indonesia. Karena kita tidak bisa menyetop suplai yang masuk ke Indonesia," tambahnya. Sri Mulyani berharap, selain meningkatkan sinergi, teknologi juga terus diperbaiki. Hal itu merupakan faktor pendukung dalam upaya penindakan penyelundupan yang dilakukan mafia ke Indonesia.